Kamis, 08 Desember 2011

reproduksi seksual pada jamur ( zigospora dan oospora )

A. PENDAHULUAN

Setiap organisme yang hidup pasti melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya agar tidak terjadi kepunahan. Bukan hanya pada hewan, tumbuhan ataupun manusia. Fungi juga melakukan reproduksinya, bahkan dengan waktu yang jauh lebih singkat untuk menghasilkan banyak sel anakan.
fungi merupakan salah satu dari organisme terpenting di dunia. Ini karena peranan fungi dalam ekosistem, yaitu pada proses pembusukan. Fungi adalah salah satu organisme eukariotik yang tidak mempunyai klorofil. Tubuh fungi hanya berupa hifa atau sebagai sel khamir. Fungi mempunyai dinding sel yag tersusun dari kitin, bersifat heterotrof. Heterotrof merupakan kelompok mahluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri sehingga harus didatangkan dari luar tubuhnya. Fungi memperoleh nutrisi dari lingkungannya yaitu dengan menyerap nutrient melalui dinding selnya dan mengekresikan enzim- enzim ekstraseluler ke lingkungan. Dalam reproduksinya fungi menghasilkan spora atau konidia, yaitu reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi ini dilakukan untuk melestarikan jenisnya agar mencegah dari kepunahan. Fungi yang telah dewasa akan membentuk struktur- struktur yang berkaitan untuk menyebarkan spesiesnya.







B. REPRODUKSI SEKSUAL PADA FUNGI

Reproduksi seksual yang terjadi pada fungi mempunyai pola yang sama dengan eukariot tingkat tinggi. Prosesnya diawali dengan terjadinya plasmogami (penyatuan sitoplasma) dari dua individu yang cocok dimana sitoplasma yang bersatu tersebut masing-masing membawa inti yang terkandung di dalamnya. Kariogami adalah penyatuan atau fusi nucleus dari kedua individu untuk membentuk nucleus yang diploid (2n). Kariogami dapat langsung terjadi setelah plasmogami tetapi dapat pula ditunda. Penundaan kariogami ini sering terjadi pada beberapa fungi tingkat tinggi, sehingga dalam perkembangannya pada miselium dapat dilihat sel-sel yang binukleat (berinti dua). Setelah terjadi kariogami, cepat atau lambat akan terjadi meiosis yang akan akan menghasilkan materi genetic, reduksi (dari 2n menjadi n) dan pembelahan menghasilkan empat sel haploid. Sel-sel reproduksi yang dihasilkan dengan cara ini disebut spora seksual (karena dihasilkan melalui proses penyatuan dua inti dari individu yang berbeda). Spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua inti tersebut, terbentuk labih jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit disbanding spora aseksual. Disamping itu spora semacam itu terbentuk hanya dalam keadaan tertentu saja. Hal ini menyebabkan banyak fungi yang sampai saat ini belum diketahui reproduksi atau spora seksualnya. Spora merupakan unit reproduktif mikroskopik, spora dibentuk didalam badan buah. Spora jamur mirip sebagai sesuatu yang analog dengan biji pada tumbuhan yaitu sebagai alat pertumbuhan, meskipun semua bagian jamur mampu tumbuh. Spora jamur dapat terbentuk karena proses perkawinan (seksual) maupun tidak (aseksual). Spora seksual diproduksi dengan terjadinya peleburan (fusi) dua sel.



PEMBENTUKAN ZIGOSPORA

Zigosora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur. Pembentukan zigospora paling banyak dipelajari pada genera mucor. Phicomyces, dan rhizopus. Pada umumnya gametangia yang melebur itu memiliki ukuran yang sama. Inti Gametangia itu bisa berinti satu ataupun berinti banyak. Apabila ada dua koloni yang dapat dipasangkan, misalnya dari mucor mucedo,yang menghasilkan miselium vegetative yang pasangan (mating type) namun tipenya berbeda, maka hifa dari kedua tipe ini dapat menghasilkan zigosfor (hifa khusus yang fertile). Melalui udara kedua zigosfor yang berbeda ini akan saling mendekat sampai bersentuhan. Dinding masing- masing zigosfor akan melebur di titik sentuhan dan zigosfor akan memendek. Pada titik atau tempat sentuhan zigosfor akan membengkak menjadi progametangium yang berinti banyak. Setiap progametangium akan berkembang menjadi gemetangium dengan membentuk suatu sekat atau dinding sel yang memisahkannya dari bagian zigosfor yang terdekat, yang kemudian dinamakan suspensor. Dinding yang memisahkan kedua gametangia kemudian mengalami lisis dan kedua gametangia melebur menjadi zigospora. Dinding zigospora akan menebal dan menjadi hitam atau coklat tua karena pembentukan pigmen melanin dan sporopolein. Ada dugaan, bahwa inti- inti dari mating type berpasangan terlebih dahulu, baru kemudian terjadi kariogami, sedangkan yang tidak berpasangan akan mengalami degenerasi. Proses fusi (peleburan) dapat terjadi langsung atau ditunda sebentar hingga selanjutnya terjadi proses miosis sehingga zigospore berkecambah. Zigospora seringnya berukuran besar, dengan dinding yang tebal. Strukturnya berlapis oleh cadangan makanan, yang digunakan untuk mencukupi nutrisi hingga diperoleh keadaan yang sesuai untuk pertumbuhan.
Penelitan dengan mucor mucedo mengungkapkan bahwa hanya satu dari keempat rekombinan yang berasal dari satu nucleus yang diploid yang hidup. Zigospora tidak langsung berkecambah ( germinasi ), tetapi baru sesudah kurang lebih 30-90 hari. Dari zigospora akan tumbuh sporangiofor yang pada ujungnya akan membentuk sporangium, yaitu suatu struktur pada reproduksi aseksual. Pada mucor mucedo dan mucor hiemalis semua sporangiospora yang terbentuk mewakili satu dari keempat nucleus dari meiosis adalah dari mating type yang sama. Banyak spesies lain dari mucorales adalah self sterile, berarti memiliki hifa (+) dan hifa (-) dalam koloni yang sama.





pembentukan oospora

Oospora merupakan salah satu bentuk dari reproduksi seksual dari jamur yang mana merupakan peleburan dari dua sel kelamin yang berbeda. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk dalam anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium bisa ada satu atau beberapa oosfer. Spora seksual dalam oosfer dihasilkan dari perkawinan oogonium (sel betina) dengan anteridium (gamet jantan) . spora ini diproduksi oleh Oomycota walaupun juga ditemukan pada Monoblepharidales ( Chytridiomycota ). Perkembangan oospora pada Oomycota dimulai pembentukan satu atau lebih oospora di dalam gametangium yang lebih besar (oogonium ).
Setelah peleburan yaitu penerimaan inti dari anteridium oleh calon oospora, calon oospora itu menjadi berdinding tebal, ini yang dinamakan oospora. Inti anteridium yang haploid akan melebur dengan inti oogonium yang haploid juga dan kemudian terjadi pembelahan secara miosis sehingga oospora yang dihasilkan dalam fertilisasi bersifat diploid. Dalam perkembangannya dinding oospora yang tebal akan berkembang menjadi cadangan makanan yang umumnya berupa lapisan lipid. Di dalam dinding peronospora sebelah luar oospora dilindungi oleh periplasma, setelah oospora keluar dari oogonium, oospora sering membutuhkan waktu sebelum akhirnya dapat menjadi oospora yang masak. Oospora yang belum masak mampu bertahan dalam keadaan tidak aktif pada waktu yang lama hingga menemukan keadaan yang cocok untuk pertumbuhannya.

2 komentar:

  1. 31 Berikut ini yang bukan cara perkumpulan aseksual pada jamur adalah Pembelahan biner Pertunasan atau penguncupan Fragmentasi C

    BalasHapus