Selasa, 24 April 2012

MAKALAH PENCEMARAN LOGAM BESI (Fe)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).
Logam berasal dari kerak bumi. Logam di gunakan oleh manusia untuk berbagai jenis peralatan dan berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam mula mula diambil dari  pertambagan dalam kerak bumi,  kemudian di cairkan dan dimurnikan dalam pabrik menjadi logam murni. Logam ini kemudian dibentuk sesuai  dengan yang di kehendaki misalnya, sebagai perhiasan(emas, perak), peralatan pertanian (besi), dan dapat digunakn sebagai bahan pengganti energi minyak (uranium)
Logam sangat diperlukan dalam proses kehidupan organisme. Secara umum dibagi atas 2 bagian, yaitu logam esensial dan non esensial. Logam esensial adalah logam yang sangat diperlukan oleh organisme untuk membantu proses fisiologis, terutama sebagai kofaktor enzim atau untuk pembentukan organ. Sedangkan logam non esensial adalah logam yang peranannya dalam tubuh belum diketahui dan biasanya dalam jaringan hewan dalam jumlah yang sedikit dan dapat merusak organ jika terdapat dalam jumlah yang tinggi (Darmono, 1995).
Clark (2002) menjelaskan bahwa, dilihat dari aspek biologi, logam dibagi atas 3 kelompok, yaitu logam ringan, logam transisional dan metalloid. Logam ringan secara normal ditranspor sebagai kation yang mobile dalam larutan encer, seperti Na, K dan Ca. Logam transisional adalah logam yang esensial pada konsentrasi rendah, tetapi dapat menjadi toksik pada konsentrasi tinggi, misalnya Fe, Cu, Co dan Mg. Metaloid adalah logam yang umumnya tidak diperlukan untuk aktivitas metabolisme dan toksik terhadap sel pada konsentrasi yang rendah, misalnya Hg, Pb, Sn, Se dan As.
Disamping menguntungkan, logam dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan bahaya bagi organisme baik kronis maupun akut. Pencemaran lingkungan oleh logam berat seperti Hg, Cd, dan Pb membahayakan kesehatan manusia dan organisme yang lain.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latara belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pengertian dari logam besi?
2.      Manfaat apa sajakah yang diperoleh dari logam besi?
3.      Bagaimanakah sifat kimia dari logam besi?
4.       Bagaimana logam besi tersebut masuk ke lingkungan efeknya terhadap lingkungan?
5.      Bagaimana manusia terpapar oleh logam besi?
6.      Bagaimanakah timah tersebut masuk ke tubuh manusia?
7.      Bagaimanakah logam besi mempengaruhi kesehatan manusia?
8.      Bagaimanakah gejala-gejala orang yang tercemar logam besi?
C.    Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
  1. Untuk menjelaskan  pengertian dari besi
  2. Untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari besi
  3. Untuk menjelaskan sifat-sifat kimia dari besi
  4. Untuk menjelaskan cara besi masuk ke lingkungandan untuk mengetahui efekbesi terhadap lingkungan
  5. Untuk mengetahui cara manusia terpapar oleh besi
  6. Untuk mengetahui cara besi tersebut masuk ke tubuh manusia
  7. Untuk menjelaskan cara besi mempengaruhi kesehatan manusia
  8. Untuk mengetahui gejala-gejala orang yang tercemarbesi









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Logam Besi (Fe)
           Besi memiliki simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan VIII, dengan berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis 7.86g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon). (Eaton Et.al, 2005; Rumapea, 2009 dan Parulian, 2009).
B.     Manfaat  Logam Besi (Fe)
Besi adalah logam yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia di bumi. Tidak dapat dibayangkan apabila manusia modern sekarang ini belum/tidak bisa memanfaatkannya, mungkin umat manusia masih berada di jaman batu.
Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila dibandingkan dengan pemanfaatan dari logam-logam yang lain. Kita dapat dengan mudah melihat disekeliling kita banyak perabotan, alat2 pertukangan, alat transportasi dan bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan besi baja sebagai tiang2 penahannya.
Logam besi disamping karena kelimpahannya yang cukup banyak dialam, adalah merupakan salah satu logam yang paling reaktif dan paling vital bagi mahluk hidup. Dalam system peredaran darah, dengan kadar tertentu besi berada dalam sel darah merah (Erythrocyte) dan bertugas untuk mengikat Oksigen ( O2 ) yang sangat penting bagi proses pembakaran yang terjadi dalam sel2 tubuh.
Ø  Fungsi zat besi:Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan menghilangkan racun dari tubuh.
Ø  Efek jika kekurangan: Bagian bawah kelopak mata berwarna pucat dan mudah lelah.
Ø  Efek jika kelebihan:Dapat menyebabkan pembengkakan pada hati. Zat besi dapat mencegah penyerapan obat. Sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan jika sedang mengkonsumsi suatu obat agar khasiat obat tidak terbuang percuma. Zat besi yang berlebih dapat menyebabkan pembengkakan pada hati dan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat tembaga.
C.    Sifat-sifat Logam Besi (Fe)
           Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu. Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah. Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat aneh. Besi pig adalah alloy dengan 3% karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon, mangan dan fosfor.
           Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang mengandung kurang dari 0.1% karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak mudah campur dan biasanya memiliki struktur berserat.
           Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si. Alloy baja adalah baja karbon dengan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan lain-lain. Besi relatif murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan logam yang sangat penting.
D.    Pengaruh Besi (Fe) Terhadap Kesehatan Manusia
           Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.
           Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
           Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.
           Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek disekresikan.
Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air:
1. Kedalaman
         Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.
2. pH
          pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan berasa.
3. Suhu
          Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.
4. Bakteri besi
           Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan Sphoerothylus ) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur ber dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi.
E.     Pencemaran Besi (Fe) Terhadap  Lingkungan
           Air tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemar. Dua sumber utama kontaminasi air tanah ialah kebocoran bahan kimia organik dari penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung dalam kolam besar diatas atau di dekat sumber air.
           Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu : persyaratan fisis, kimia, biologis, radiologis. Persyaratan fisis ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau maupun rasa. Persyaratan kimia ditentukan oleh konsentrasi bahan-bahan kimia seperti Arsen, Clhor, Tembaga, Cyanida, Besi dan sebagainya. Persyaratan biologis ditentukan baik oleh mikroorganisme yang pathogen, maupun yang non pathogen.
           Air sumur bor merupakan salah satu jalan yang ditempuh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun tingginya kadar ion Fe (Fe2+, Fe3+) yaitu 5 - 7 mg/l mengakibatkan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dipergunakan, karena telah melebihi standar yang telah di tetapkan oleh Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/l. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar besi (Fe2+,Fe3+) dalam air adalah dengan cara aerasi. Teknologi ini juga dapat kombinasikan dengan sedimentasi dan filtrasi.
           Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe3+.
           Kandungan ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air sumur bor berkisar antara 5 – 7 mg/L. Tingginya kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan keadaan struktur tanah. Struktur tanah dibagian atas merupakan tanah gambut, selanjutnya berupa lempung gambut dan bagian dalam merupakan campuran lempung gambut dengan sedikit pasir.
           Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga (Fe3+) . Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4 tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan – endapan buangan industri.
           Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki – tangki besi adalah akibat dari beberapa kodisi, di antaranya : 1) Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan logam besi. 2) Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi. 3) Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air yang dapat pula. 4) Pengaruh tingginya temperature air akan melarutkan besi-besi dalam air. 5) Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi. 6) Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.
           Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau kation ferri (Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi terlarut dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe (OH)3, FeO, Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l.
           Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
1.      Gangguan Teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efek-efek yang dapat merugikan seperti Mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori wastafel dan kloset.
2.      Gangguan Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.
3.      Gangguan Kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
            Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek disekresikan.
F.     Masuknya Besi ke Dalam Tubuh Manusia
Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh.
Kelebihan zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala, strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.(Parulian, 2009 dan Paul C. Eck, Et.al., 1989).
Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut dengan “transferin” berperan untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan yang satu ke jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi hitam. Debu besi (Fe) juga dapat diakumulasi di dalam alveori menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru. Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada menstruasi. Defisiensi besi (Fe) menimbulkan gejala anemia seperti kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing, diare, penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta terasa dingin pada tangan dan kaki.(Rumapea, 2009 dan Siregar, 2009).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
 Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fedan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.                                                                      Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:                                                               a.  Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,                                                    b.  Pengolahannya relative mudah dan murah, dan                                                      c.  Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

B.     Saran
         Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat menyarankan bahwa zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah, kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam – hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif, hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut, myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson, rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala, strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.
         Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada masyarakat agar bahan-bahan yang mengandung zat besi sebaiknya dihindari untuk mencegah pemaparan timah.









DAFTAR PUSTAKA
         Ahmad bin Jusoh. Et. al. 2005. Study on the Removal of Iron and Manganese in                  Groundwater by Granular Activated Carbon. Santa Margherita – Italia : Elsevier.
         Anonim. Iron and Manganese Removal. Minnesota – USA : SDWA
        Alaerts, G. dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha                  Nasional
         Arifin. 2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi, Desinfeksi)                 di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol, Tangerang.Tangerang : PT. Tirta                Kencana Cahaya Mandiri.

Kamis, 15 Desember 2011

karakteristik model pembelajaran discovery learning

A. Beografi Jerome Bruner
Jerome Bruner dilahirkan di Amerika serikat, yang menjadikan dasar idenya adalah pendapat Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar dikelas. Maka dari itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebut Discovery Learning yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan satu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan Receptiaon Learning atau Expository teaching dimana guru menerangkan semua informasi dan murid harus mempelajari semua bahan dan informasi tersebut.
B. Pengertian Discovery Learing
Istilah discovery Learning sering diartikan Inquiry Training atau Problem Solving dan ketiganya sering dipakai secara bergantian. Akan tetapi Jonson membedakan bahwa inti dari discovery learning yaitu usaha untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih dalam dari pada Inquiry.
Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman.
Dan yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu burner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.
C. Jurme Bruner dengan teori Doscovery Learningnya
Dalam psikologi kognitif peserta didik merupakan prosesor informasi yang aktif yang mana proses informasi tersebut merupakan kebutuhan untuk menyederhanakan dan merasionalisasikan proses perolehan pengetahuan dari lingkungan karena keterbatasan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, disamping itu peserta didik tidak diberikan materi secara langsung akan tetapi mereka mengorganisasikan sendiri.
Jerume dalam mengembangkan konsep kognitif muncul dari pemahaman bahwa proses belajar adalah adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku individu, maka perkembangan kognitif individu terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara melihat lingkungan. Tahap-tahap tersebut meliputi Enactive, Iconic, dan Symbolic.
a. Tahap Enaktive yaitu indi vidu melakukan aktifitas-aktifitas dalam memahami lingkungan sekitar, yang mana dalam memahami lingkungan sekitar dengan pengetahuan motorik
b. Tahap Iconic yaitu individu memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal. Yang mana dalam memahami dunia sekitarnya dengan peruumpamaan dan perbandingan
c. Tahap Symbolic yaitu individu telah mampu memiliki ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam tahap ini individu memahami lingkungan sekitar dengan mengunakan simbol.
Menurut Jerume Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimulai dari materi secara secara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama secara terperinci.
Dalam teori ini terdapat beberapa tindakan antara lain:
1. Adanya suatu kenaikan didalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode ini
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.
D. Kelebihan dan kekurangan teori discovery learning
Kelebihan teori discovery learning
Ø Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
Ø Dapat meningkatkan motivasi
Ø Mendorong keterlibatan keaktifan siswa
Kekurangan teori discovery learning
Ø Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara guru dengan siswa
Ø Penciptaan kognitif berlebihan


DAFTAR PUSTAKA
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sprijono, Agus. 2006. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)




Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. (Nur 2000).

Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.

Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa: (1) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2‑5 siswa; (5) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Blog dengan ID 33471 Tidak ada
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal‑hal di bawah ini: (1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman; (4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan; (5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

Berikut beberapa saran tambahan berdasarkan pada pendekatan penemuan dalam pengajaran (Nur 2000): (1) Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing; (2) Menggunakan bahan dan permainan yang bervariasi; (3) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait; (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mernuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan‑gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran; (5) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait

Selasa, 13 Desember 2011

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

Telah diketahui bahwa aktivitas hidup suatu organisme sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada lingkungan turut mempengaruhi perubahan organisme, baik secara morfologi maupun sifat-sifat fisiologisnya. Bakteri memiliki kemampuan yang cukup besar terhadap perubahan lingkungan dan dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan lingkungan yang baru tersebut. Semua proses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimia dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme[1].

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi mikroba dibagi atas faktor-faktor abiotik dan faktor-faktor biotik.
a. Faktor abiotik
1. Faktor-faktor alam, terdiri atas :
a. Pengaruh temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah yang bertemperatur yang luas , sedangkan jenis yang lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak antara 0oC sampai 90oC dan kita kenal adanya temperatur minimum, optimum, dan maksimum. Daya tahan mikroba terhadap temperatur tidak sama untuk tiap-tiap species.

b. Pengaruh kebasahan dan kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Bakteri sebenarnya adalah makhluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di air. Tanah yang cukup basah sangat baik untuk kehidupan bakteri. Tetapi banyak bakteri mati, jika udara kering. Keadaan kering menyebabkan proses pengeringan protoplasma yang berakibat berhentinya metabolisme.

c. Pengaruh perubahan nilai osmotik
Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba.

d. Pengaruh sinar

Pada umumnya mikroorganisme rusak akibat cahaya, terutama pada mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan gelombang pendek akan berpengaruh buruk terhadap mikroba. Sedangkan sinar dengan gelombang panjang mempunyai daya fotodinamik dan daya biosfik.

2. Faktor-faktor kimia
Di alam jarang mikroorganisme yang mati akibat terkena zat-zat kimia. Zat-zat yang hanya menghambat pembiakan mikroorganisme dengan tiada membunuhnya dinamakan zat antiseptik dan desinfektan. Antiseptik dan desinfektan merupakan zat yang sama tetapi berbeda dalam cara penggunannya.

b. Faktor biotik
Di alam bebas banyak mikroba dari berbagai genus maupun dari berbagai species hidup berkumpul di dalam suatu medium yang sama. Tidak mudah meneliti pengaruh atau hubungan hidup antar species, namun pengaruh timbal balik niscya ada. Hal ini karena pada suatu species yang mencerna zat makanan menimbulkan perubahan kimia dalam komposisi substrat.

Pengaruh kemungkinan baik, buruk, mungkin juga pengaruh tersebut tidak memiliki efek sama sekali. Hubungan antar species termasuk pada mikroba dapat dibedakan yaitu, netralisme, kompetisi, antagonisme, komensalisme, mutualisme, sinergisme, parasitisme, predatorisme, dan sintropisme[2].

Suhu adalah faktor terpenting yang mempengaruhi perumbuhan mikroorganisme dan kelangsungan hidupnya. Suhu yang rendah umumnya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan taraf kegiatan sel. Tetapi tiap organisme memiliki batas suhu terendah dan batas suhu tertinggi, serta suhu optimum bagi organisme tersebut[3].

pH juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri, kebanyakan bakteri yang patogen mempunyai suhu pH optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan pada suatu permulaannya baik pada suatu bakteri, tetapi pertumbuhan bakteri selanjutnya juga akan terbatas karena produk metabolisme bakteri itu sendiri. Hal utama yang dijumpai pada bakteri yang sifat fermentasinya akan menghasilkan sejumlah besar asam-asam organik yang bersifat menghambat[4].

Pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan bakteri adalah dimana ion-ion dari beberapa logam berat dalam konsentrasi yang rendah berdaya meracuni bakteri. Daya ini dapat dilihat apabila sekeping tembaga kemudian dituang ke dalam medium NB yang sebelumnya telah diinokulasikan dengan bakteri, dimana setelah 48 jam akan terlihat pertumbuhan bakteri yang tidak merata, zona dimana titik-titik koloni tidak tumbuh disebut dengan zona oligodinamik atau zona bening[5].

Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:
1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC.
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC
3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC[6].

Berdasarkan suhu optimum untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. psikrofilik (0-200C), 2. mesofilik Mesofilik (20-300C), 3. termofilik (50-1000C). Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim. Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim[7].

Pengaruh temperatur pada bakteri tidak sama bagi tiap-tiap species. Ada species yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada temperatur 60oC, sebaliknya bakteri yang berbentuk spora sperti genus Basillus dan Clostridium tetap dapat hidup setelah dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selam kira-kira setengah jam. Untuk sterilisasi, maka syarat untuk membunuh setiap species bakteri adalah pemanasan selama 15 menit dengan temperatur 121oC di dalam otoklaf[8].

Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya

gangguan sistem pernafasan dan pengaruh rokok terhadap pernafasan

Saat pelajaran biologi tadi, saya dan teman-teman melakukan presentasi tentang gangguan sistem pernapasan, dan di postingan ini saya ingin menambahkan sedikit dari yang kami presentasikan tadi.


Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:

a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.
b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.
e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri.

8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.

9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.

11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.

Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

A. Kandungan Asap Rokok

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya.

B. Penyakit Akibat Merokok

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru.
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis. Dan asma.
Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.
Gangguan yang ditimbulkan akibat merokok antara lain sebagai berikut.

1. Jantung Koroner

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan pembuluh darah perifer.

2. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga pecah banyak dikaitkan dengan kegiatan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok

3. Memudahkan Terjangkit AIDS

Dalam penelitian yang banyak dilakukan di amerika serikat dan inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Ternyata merokok menurunkan kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena AIDS.

4. Gangguan Fisiologis

Nikotin menyebabkan ketagihan. Selain itu, nikotin juga merangsang pelepasan andrenalin, meningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin juga dapat mengaktifkan trombositsehingga terjadi adhesi (penempelan) trombosit ke dalam pembuluh darah.

Karbon monoksida melarutkan hemoglobin, sehingga persediaan opksigen untuk jaringan tubuh menurun. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). CO membuat darah mengental dan mudah menggumpal

lemak

Kata lemak berasal dari bahasa Yunani (Greece) yaitu lipos. Sedangkan dalam bahasa inggris berarti lipid. Secara umum lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstrasi dengan pelarut non polar seperti klorofom, eter dan benzena. Pengertian ini didasarkan dari salah satu kesepakatan Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congres of Pure and Applied Chemistry) karena sukarnya memberikan definisi yang jelas tentang lemak. Senyawa-senyawa lemak tidak memiliki rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi .karena itu dibuat kesepakatan tentang lemak yang didasarkan pada sifat fisika lemak seperti diatas.

Beberapa fungsi penting lemak dalam system mahluk hidup adalah sebagai berikut:
1. Komponen struktur membran, semua membran sel termasuk mielin, mengandung lipid lapisan ganda. Fungsi membran diantaranya adalah barier permeable.
2. Bentuk energi cadangan, sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adipose.
3. Kofaktor/precursor enzim; untuk aktifitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A dan sebagainya.
4. Prekursor hormon dan vitamin; prostaglandin : asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid dan lain-lain
5. Lapisan pelindung: fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid diantaranya adalah barier permeable untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.
6. Insulasi barier, untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik

Lemak seperti biomolekul lain yang telah dibahas sebelumnya juga terus menerus dirombak dan disintesis melalui berbagai macam proses metabolisme. Metabolisme lemak merupakan bahasan yang cukup luas karena begitu banyaknya golongan biomolekul ini.

Dalam tubuh ternak, energi yang digunakan berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia (Readily Available Source) sedangkan lemak merupakan cadangan energi (energy reserve). Dalam tubuh, lemak disimpan pada hati dan otot. Lemak yang tersimpan di sel dinamakan jaringan adiposa atau deposisi lemak (fat deposit). Lemak yang terdeposisi dalam organ tubuh seperti jantung, hati, ginjal dan limpa dapat melindungi organ tersebut dari benturan. Lemak yang terdeposisi dalam jaringan di bawah kulit juga dapat mempertahankan suhu badan dari pengaruh lingkungan. Lemak mengandung 9 kkal/gram sedangkan karbohidrat hanya mengandung 4 kkal/gram.

Lemak merupakan salah satu komponen bahan pakan yang dibutuhkan oleh ternak. Lemak ditambahkan dalam pakan unggas untuk mencukupi energi, memperbaiki efisiensi pakan dan meningkatkan produktivitas. Minyak juga digunakan untuk melarutkan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Lemak merupakan sumber energi yang tertinggi setelah karbohidrat namun tidak dapat digunakan dalam jumlah yang banyak pada pakan karena dapat menimbulkan ketengikan akibat dari proses oksidasi. Lemak dan minyak merupakan suatu kesatuan dimana lemak terbentuk apabila dalam kondisi ruang berbentuk padat sedangkan minyak terbentuk apabila dalam kondisi ruang berbentuk cair.

Lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan pakan diperoleh dari limbah peternakan seperti lemak sapi, lemak babi, lemak ayam dan lemak kambing dan dari proses pengolahan industri seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak ikan.

Lemak dalam pakan diserap tubuh melalui usus halus. Pankreas mensekresi enzim lipase yang bertujuan untuk menghidrolisis lemak pakan menjadi asam lemak, gliserol, sabun, dan mono- serta di-gliserida. Lemak tidak dapat larut dengan air sehingga harus diubah menjadi lipoprotein setelah bereaksi dengan protein yang larut dalam air (water soluble protein) untuk kemudian dibawa oleh darah. Hati berfungsi untuk mengatur kandungan lemak dalam darah, apabila kandungan lemak dalam darah meningkat, maka hati berfungsi merombak lemak menjadi glikogen untuk disimpan dalam hati atau otot. Lemak yang dibawa oleh darah didistribusikan ke seluruh bagian jaringan tubuh. Lemak berfungsi memelihara jaringan otak dan syaraf pula.

Komponen dari lemak dapat dilihat pada gambar berikut:


Lemak berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu lemak yang dapat disaponifikasi (Saponifikasi lipids) dan lemak yang tidak dapat disaponifikasi (Non Saponifikasi lipids). Golongan lemak pertama dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya. Contohnya adalah lemak netral (triasilgliserol), fosfolipid, glikolipid dan sulfolipid serta senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang (asam lemak). Kelompok kedua disintesis dari unit isoprene kolesterol dan lain-lain sterol serta steroid, dolikol, ubiquinon dan vitamin A, D, E dan K.

Penggolongan lemak yang lain berdasarkan strukturnya yaitu lemak sederhana, lemak majemuk dan kelompok lemak turunan. Lemak sederhana atau homolipid merupakan lemak bentuk ester yang mengandung C, H dan O. Beberapa contoh lemak sederhana adalah: lemak, ester lemak, gliserol, lilin dan lain-lain. Lemak majemuk merupakan senyawa yang mengandung bahan-bahan lain seperti alkohol dan asam lemak. Beberapa senyawa yang tergolong lipid majemuk adalah: fosfosilgliserol terdiri atas gliserol, dan asam lemak. HPO42- dan kolin atau etanolamin. Sfingomielin terdiri atas sfingosin, asam lemak, HPO42- dan kolin. Gangliosida terdiri atas sfingosin, asam lemak, dan 2-6 gula sederhana (Termasuk asam sialat) dan Serebrosida yang tersusun atas sfingosin, asam lemak dan gula sederhana.

Lemak turunan merupakan senyawa-senyawa lemak yang tidak dimasukkan ke dalam kedua kelompok lemak diatas. Atau kelompok lemak yang berasal dari hidrolisis lemak sederhana dan atau lemak majemuk. Contoh lemak turunan adalah steroid, karotenoid dan vitamin larut dalam lemak.

Senin, 12 Desember 2011

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA
Apa itu hewan ruminansia ??
Hewan memamah biak(Ruminantia) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua langkah,pertama dengan menelan bahan mentah,kemudian mengeluarkan makanan yang sudahsetengah dicerna dan mengunyahnya lagi.Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang (monogastrik ) tetapi lebihdari satu ruang ( poligastrik ), atau secaraumum bisa dikatakan berperut banyak.
Contoh hewan ruminansia:
Sapi
Kambing
Kuda
Domba
Jerapah.
Bison
Rusa
Kancil
Perbedaan antara hewan ruminansiadengan mamalia lainnya
Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Halini berkaitan dengan jenis makanannya.
1)GIGI
Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan pencuci. Sertaberfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastemaRahang bergerak menyamping sebagai gerakan untukmenggiling dan menggilas makanan.
2) Usus & Lambung
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena makanan yangmelalui usus dicerna perlahan-lahan.Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu : Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali),Retikulum (perut jala), Omasum (perut masam),Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya).

Makanan dari kerongkongan akan masukrumen yang berfungsi sebagai gudangsementara bagi makanan yang tertelan.Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan fermentasi selulosa olehenzim selulase yang dihasilkan oleh bakteridan jenis protozoa tertentu.Dari rumen, makanan akan diteruskan keretikulum dan di tempat ini makanan akandibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yangmasih kasar (disebut
bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulutuntuk dimamah kedua kali. Darimulutmakanan akan ditelan kembali untukditeruskan ke omasum.Pada omasum terdapat kelenjar yangmemproduksi enzim yang akan bercampurdengan bolus.Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum,yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat inimasih terjadi proses pencernaan bolus secarakimiawi oleh enzim
runtutanlaju pencernaan makanan:
Mulut- Esofagus- Rumen –Retikulum-mulut-retikulum-Omasum-abomasum-usus halus-usus besar-rektum-anus

Simbiosis antara hewan pemamah biakdengan bakteri didalam rumen menghasilkanenzim selulase. Selulase merombak selulosamenjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteritidak tahan hidup di abomasum karena pHyang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akanmati, namun dapat dicernakan untuk menjadisumber protein bagi hewan pemamah biak.Dengan demikian, hewan ini tidakmemerlukan asam amino esensial sepertipada manusia.
Tidak hanya menghasilkan asam lemak, enzimselulase juga menghasilkan bio berupa CH4yang dapat digunakan sebagai sumber energialternatif. Maka itu kotoran hewan dapatdijadikan sebagai bahan organik sepertipupuk.