Kamis, 15 Desember 2011

karakteristik model pembelajaran discovery learning

A. Beografi Jerome Bruner
Jerome Bruner dilahirkan di Amerika serikat, yang menjadikan dasar idenya adalah pendapat Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar dikelas. Maka dari itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebut Discovery Learning yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan satu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan Receptiaon Learning atau Expository teaching dimana guru menerangkan semua informasi dan murid harus mempelajari semua bahan dan informasi tersebut.
B. Pengertian Discovery Learing
Istilah discovery Learning sering diartikan Inquiry Training atau Problem Solving dan ketiganya sering dipakai secara bergantian. Akan tetapi Jonson membedakan bahwa inti dari discovery learning yaitu usaha untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih dalam dari pada Inquiry.
Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman.
Dan yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu burner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.
C. Jurme Bruner dengan teori Doscovery Learningnya
Dalam psikologi kognitif peserta didik merupakan prosesor informasi yang aktif yang mana proses informasi tersebut merupakan kebutuhan untuk menyederhanakan dan merasionalisasikan proses perolehan pengetahuan dari lingkungan karena keterbatasan peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, disamping itu peserta didik tidak diberikan materi secara langsung akan tetapi mereka mengorganisasikan sendiri.
Jerume dalam mengembangkan konsep kognitif muncul dari pemahaman bahwa proses belajar adalah adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku individu, maka perkembangan kognitif individu terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara melihat lingkungan. Tahap-tahap tersebut meliputi Enactive, Iconic, dan Symbolic.
a. Tahap Enaktive yaitu indi vidu melakukan aktifitas-aktifitas dalam memahami lingkungan sekitar, yang mana dalam memahami lingkungan sekitar dengan pengetahuan motorik
b. Tahap Iconic yaitu individu memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal. Yang mana dalam memahami dunia sekitarnya dengan peruumpamaan dan perbandingan
c. Tahap Symbolic yaitu individu telah mampu memiliki ide atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam tahap ini individu memahami lingkungan sekitar dengan mengunakan simbol.
Menurut Jerume Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimulai dari materi secara secara umum kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama secara terperinci.
Dalam teori ini terdapat beberapa tindakan antara lain:
1. Adanya suatu kenaikan didalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode ini
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.
D. Kelebihan dan kekurangan teori discovery learning
Kelebihan teori discovery learning
Ø Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
Ø Dapat meningkatkan motivasi
Ø Mendorong keterlibatan keaktifan siswa
Kekurangan teori discovery learning
Ø Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara guru dengan siswa
Ø Penciptaan kognitif berlebihan


DAFTAR PUSTAKA
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sprijono, Agus. 2006. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)

Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)




Pembelajaran dengan penernuan (Discovery Learning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak/siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan. (Nur 2000).

Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penernuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih h banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.

Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. a. Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa: (1) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2‑5 siswa; (5) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Blog dengan ID 33471 Tidak ada
Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal‑hal di bawah ini: (1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; (3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman; (4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan; (5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; (6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.

Berikut beberapa saran tambahan berdasarkan pada pendekatan penemuan dalam pengajaran (Nur 2000): (1) Mendorong siswa mengajukan dugaan awal dengan cara mengajukan pertanyaan membimbing; (2) Menggunakan bahan dan permainan yang bervariasi; (3) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait; (4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mernuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan‑gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pengajaran; (5) Menggunakan sejumlah contoh yang kontras atau memperlihatkan perbedaan yang nyata dengan materi ajar mengenai topik‑topik terkait

Selasa, 13 Desember 2011

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

Telah diketahui bahwa aktivitas hidup suatu organisme sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada lingkungan turut mempengaruhi perubahan organisme, baik secara morfologi maupun sifat-sifat fisiologisnya. Bakteri memiliki kemampuan yang cukup besar terhadap perubahan lingkungan dan dapat beradaptasi secara cepat terhadap perubahan lingkungan yang baru tersebut. Semua proses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimia dan karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme[1].

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi mikroba dibagi atas faktor-faktor abiotik dan faktor-faktor biotik.
a. Faktor abiotik
1. Faktor-faktor alam, terdiri atas :
a. Pengaruh temperatur

Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah yang bertemperatur yang luas , sedangkan jenis yang lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan mikroba terletak antara 0oC sampai 90oC dan kita kenal adanya temperatur minimum, optimum, dan maksimum. Daya tahan mikroba terhadap temperatur tidak sama untuk tiap-tiap species.

b. Pengaruh kebasahan dan kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Bakteri sebenarnya adalah makhluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di air. Tanah yang cukup basah sangat baik untuk kehidupan bakteri. Tetapi banyak bakteri mati, jika udara kering. Keadaan kering menyebabkan proses pengeringan protoplasma yang berakibat berhentinya metabolisme.

c. Pengaruh perubahan nilai osmotik
Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba adalah medium yang isotonik terhadap isi sel mikroba.

d. Pengaruh sinar

Pada umumnya mikroorganisme rusak akibat cahaya, terutama pada mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik. Sinar dengan gelombang pendek akan berpengaruh buruk terhadap mikroba. Sedangkan sinar dengan gelombang panjang mempunyai daya fotodinamik dan daya biosfik.

2. Faktor-faktor kimia
Di alam jarang mikroorganisme yang mati akibat terkena zat-zat kimia. Zat-zat yang hanya menghambat pembiakan mikroorganisme dengan tiada membunuhnya dinamakan zat antiseptik dan desinfektan. Antiseptik dan desinfektan merupakan zat yang sama tetapi berbeda dalam cara penggunannya.

b. Faktor biotik
Di alam bebas banyak mikroba dari berbagai genus maupun dari berbagai species hidup berkumpul di dalam suatu medium yang sama. Tidak mudah meneliti pengaruh atau hubungan hidup antar species, namun pengaruh timbal balik niscya ada. Hal ini karena pada suatu species yang mencerna zat makanan menimbulkan perubahan kimia dalam komposisi substrat.

Pengaruh kemungkinan baik, buruk, mungkin juga pengaruh tersebut tidak memiliki efek sama sekali. Hubungan antar species termasuk pada mikroba dapat dibedakan yaitu, netralisme, kompetisi, antagonisme, komensalisme, mutualisme, sinergisme, parasitisme, predatorisme, dan sintropisme[2].

Suhu adalah faktor terpenting yang mempengaruhi perumbuhan mikroorganisme dan kelangsungan hidupnya. Suhu yang rendah umumnya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan taraf kegiatan sel. Tetapi tiap organisme memiliki batas suhu terendah dan batas suhu tertinggi, serta suhu optimum bagi organisme tersebut[3].

pH juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri, kebanyakan bakteri yang patogen mempunyai suhu pH optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan pada suatu permulaannya baik pada suatu bakteri, tetapi pertumbuhan bakteri selanjutnya juga akan terbatas karena produk metabolisme bakteri itu sendiri. Hal utama yang dijumpai pada bakteri yang sifat fermentasinya akan menghasilkan sejumlah besar asam-asam organik yang bersifat menghambat[4].

Pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan bakteri adalah dimana ion-ion dari beberapa logam berat dalam konsentrasi yang rendah berdaya meracuni bakteri. Daya ini dapat dilihat apabila sekeping tembaga kemudian dituang ke dalam medium NB yang sebelumnya telah diinokulasikan dengan bakteri, dimana setelah 48 jam akan terlihat pertumbuhan bakteri yang tidak merata, zona dimana titik-titik koloni tidak tumbuh disebut dengan zona oligodinamik atau zona bening[5].

Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:
1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC.
2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC
3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94oC[6].

Berdasarkan suhu optimum untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. psikrofilik (0-200C), 2. mesofilik Mesofilik (20-300C), 3. termofilik (50-1000C). Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim. Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim[7].

Pengaruh temperatur pada bakteri tidak sama bagi tiap-tiap species. Ada species yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada temperatur 60oC, sebaliknya bakteri yang berbentuk spora sperti genus Basillus dan Clostridium tetap dapat hidup setelah dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selam kira-kira setengah jam. Untuk sterilisasi, maka syarat untuk membunuh setiap species bakteri adalah pemanasan selama 15 menit dengan temperatur 121oC di dalam otoklaf[8].

Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi. Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbedadan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya

gangguan sistem pernafasan dan pengaruh rokok terhadap pernafasan

Saat pelajaran biologi tadi, saya dan teman-teman melakukan presentasi tentang gangguan sistem pernapasan, dan di postingan ini saya ingin menambahkan sedikit dari yang kami presentasikan tadi.


Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:

a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.
b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.
e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan kuman difteri.

8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.

9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.

11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.

Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

A. Kandungan Asap Rokok

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya.

B. Penyakit Akibat Merokok

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru.
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis. Dan asma.
Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.
Gangguan yang ditimbulkan akibat merokok antara lain sebagai berikut.

1. Jantung Koroner

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan pembuluh darah perifer.

2. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga pecah banyak dikaitkan dengan kegiatan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok

3. Memudahkan Terjangkit AIDS

Dalam penelitian yang banyak dilakukan di amerika serikat dan inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Ternyata merokok menurunkan kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terkena AIDS.

4. Gangguan Fisiologis

Nikotin menyebabkan ketagihan. Selain itu, nikotin juga merangsang pelepasan andrenalin, meningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin juga dapat mengaktifkan trombositsehingga terjadi adhesi (penempelan) trombosit ke dalam pembuluh darah.

Karbon monoksida melarutkan hemoglobin, sehingga persediaan opksigen untuk jaringan tubuh menurun. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). CO membuat darah mengental dan mudah menggumpal

lemak

Kata lemak berasal dari bahasa Yunani (Greece) yaitu lipos. Sedangkan dalam bahasa inggris berarti lipid. Secara umum lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstrasi dengan pelarut non polar seperti klorofom, eter dan benzena. Pengertian ini didasarkan dari salah satu kesepakatan Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (International Congres of Pure and Applied Chemistry) karena sukarnya memberikan definisi yang jelas tentang lemak. Senyawa-senyawa lemak tidak memiliki rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi .karena itu dibuat kesepakatan tentang lemak yang didasarkan pada sifat fisika lemak seperti diatas.

Beberapa fungsi penting lemak dalam system mahluk hidup adalah sebagai berikut:
1. Komponen struktur membran, semua membran sel termasuk mielin, mengandung lipid lapisan ganda. Fungsi membran diantaranya adalah barier permeable.
2. Bentuk energi cadangan, sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adipose.
3. Kofaktor/precursor enzim; untuk aktifitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A dan sebagainya.
4. Prekursor hormon dan vitamin; prostaglandin : asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon steroid dan lain-lain
5. Lapisan pelindung: fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid diantaranya adalah barier permeable untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.
6. Insulasi barier, untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik

Lemak seperti biomolekul lain yang telah dibahas sebelumnya juga terus menerus dirombak dan disintesis melalui berbagai macam proses metabolisme. Metabolisme lemak merupakan bahasan yang cukup luas karena begitu banyaknya golongan biomolekul ini.

Dalam tubuh ternak, energi yang digunakan berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia (Readily Available Source) sedangkan lemak merupakan cadangan energi (energy reserve). Dalam tubuh, lemak disimpan pada hati dan otot. Lemak yang tersimpan di sel dinamakan jaringan adiposa atau deposisi lemak (fat deposit). Lemak yang terdeposisi dalam organ tubuh seperti jantung, hati, ginjal dan limpa dapat melindungi organ tersebut dari benturan. Lemak yang terdeposisi dalam jaringan di bawah kulit juga dapat mempertahankan suhu badan dari pengaruh lingkungan. Lemak mengandung 9 kkal/gram sedangkan karbohidrat hanya mengandung 4 kkal/gram.

Lemak merupakan salah satu komponen bahan pakan yang dibutuhkan oleh ternak. Lemak ditambahkan dalam pakan unggas untuk mencukupi energi, memperbaiki efisiensi pakan dan meningkatkan produktivitas. Minyak juga digunakan untuk melarutkan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Lemak merupakan sumber energi yang tertinggi setelah karbohidrat namun tidak dapat digunakan dalam jumlah yang banyak pada pakan karena dapat menimbulkan ketengikan akibat dari proses oksidasi. Lemak dan minyak merupakan suatu kesatuan dimana lemak terbentuk apabila dalam kondisi ruang berbentuk padat sedangkan minyak terbentuk apabila dalam kondisi ruang berbentuk cair.

Lemak dan minyak yang digunakan sebagai bahan pakan diperoleh dari limbah peternakan seperti lemak sapi, lemak babi, lemak ayam dan lemak kambing dan dari proses pengolahan industri seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan minyak ikan.

Lemak dalam pakan diserap tubuh melalui usus halus. Pankreas mensekresi enzim lipase yang bertujuan untuk menghidrolisis lemak pakan menjadi asam lemak, gliserol, sabun, dan mono- serta di-gliserida. Lemak tidak dapat larut dengan air sehingga harus diubah menjadi lipoprotein setelah bereaksi dengan protein yang larut dalam air (water soluble protein) untuk kemudian dibawa oleh darah. Hati berfungsi untuk mengatur kandungan lemak dalam darah, apabila kandungan lemak dalam darah meningkat, maka hati berfungsi merombak lemak menjadi glikogen untuk disimpan dalam hati atau otot. Lemak yang dibawa oleh darah didistribusikan ke seluruh bagian jaringan tubuh. Lemak berfungsi memelihara jaringan otak dan syaraf pula.

Komponen dari lemak dapat dilihat pada gambar berikut:


Lemak berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu lemak yang dapat disaponifikasi (Saponifikasi lipids) dan lemak yang tidak dapat disaponifikasi (Non Saponifikasi lipids). Golongan lemak pertama dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya. Contohnya adalah lemak netral (triasilgliserol), fosfolipid, glikolipid dan sulfolipid serta senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang (asam lemak). Kelompok kedua disintesis dari unit isoprene kolesterol dan lain-lain sterol serta steroid, dolikol, ubiquinon dan vitamin A, D, E dan K.

Penggolongan lemak yang lain berdasarkan strukturnya yaitu lemak sederhana, lemak majemuk dan kelompok lemak turunan. Lemak sederhana atau homolipid merupakan lemak bentuk ester yang mengandung C, H dan O. Beberapa contoh lemak sederhana adalah: lemak, ester lemak, gliserol, lilin dan lain-lain. Lemak majemuk merupakan senyawa yang mengandung bahan-bahan lain seperti alkohol dan asam lemak. Beberapa senyawa yang tergolong lipid majemuk adalah: fosfosilgliserol terdiri atas gliserol, dan asam lemak. HPO42- dan kolin atau etanolamin. Sfingomielin terdiri atas sfingosin, asam lemak, HPO42- dan kolin. Gangliosida terdiri atas sfingosin, asam lemak, dan 2-6 gula sederhana (Termasuk asam sialat) dan Serebrosida yang tersusun atas sfingosin, asam lemak dan gula sederhana.

Lemak turunan merupakan senyawa-senyawa lemak yang tidak dimasukkan ke dalam kedua kelompok lemak diatas. Atau kelompok lemak yang berasal dari hidrolisis lemak sederhana dan atau lemak majemuk. Contoh lemak turunan adalah steroid, karotenoid dan vitamin larut dalam lemak.

Senin, 12 Desember 2011

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA

SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA
Apa itu hewan ruminansia ??
Hewan memamah biak(Ruminantia) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua langkah,pertama dengan menelan bahan mentah,kemudian mengeluarkan makanan yang sudahsetengah dicerna dan mengunyahnya lagi.Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang (monogastrik ) tetapi lebihdari satu ruang ( poligastrik ), atau secaraumum bisa dikatakan berperut banyak.
Contoh hewan ruminansia:
Sapi
Kambing
Kuda
Domba
Jerapah.
Bison
Rusa
Kancil
Perbedaan antara hewan ruminansiadengan mamalia lainnya
Terlihat pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Halini berkaitan dengan jenis makanannya.
1)GIGI
Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan pencuci. Sertaberfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg dimakan.Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastemaRahang bergerak menyamping sebagai gerakan untukmenggiling dan menggilas makanan.
2) Usus & Lambung
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena makanan yangmelalui usus dicerna perlahan-lahan.Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu : Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali),Retikulum (perut jala), Omasum (perut masam),Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya).

Makanan dari kerongkongan akan masukrumen yang berfungsi sebagai gudangsementara bagi makanan yang tertelan.Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan fermentasi selulosa olehenzim selulase yang dihasilkan oleh bakteridan jenis protozoa tertentu.Dari rumen, makanan akan diteruskan keretikulum dan di tempat ini makanan akandibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yangmasih kasar (disebut
bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulutuntuk dimamah kedua kali. Darimulutmakanan akan ditelan kembali untukditeruskan ke omasum.Pada omasum terdapat kelenjar yangmemproduksi enzim yang akan bercampurdengan bolus.Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum,yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat inimasih terjadi proses pencernaan bolus secarakimiawi oleh enzim
runtutanlaju pencernaan makanan:
Mulut- Esofagus- Rumen –Retikulum-mulut-retikulum-Omasum-abomasum-usus halus-usus besar-rektum-anus

Simbiosis antara hewan pemamah biakdengan bakteri didalam rumen menghasilkanenzim selulase. Selulase merombak selulosamenjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteritidak tahan hidup di abomasum karena pHyang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akanmati, namun dapat dicernakan untuk menjadisumber protein bagi hewan pemamah biak.Dengan demikian, hewan ini tidakmemerlukan asam amino esensial sepertipada manusia.
Tidak hanya menghasilkan asam lemak, enzimselulase juga menghasilkan bio berupa CH4yang dapat digunakan sebagai sumber energialternatif. Maka itu kotoran hewan dapatdijadikan sebagai bahan organik sepertipupuk.

Jumat, 09 Desember 2011

sirih merah (Piper crocatum)


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav.
Nama daerah : sirih merah



Deskripsi :
• Sirih merah adalah tanaman merambat yang berbatang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian ujung daun meruncing. Daun tumbuh berselang-seling dari batangnya, dan daun berwarna merah keperakan dengan permukaan daun meng-kilap dan tidak merata. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi.
• Sirih merah dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penyetekan atau pencangkokan karena tanaman ini tidak berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan menggunakan sulur dengan panjang 20 - 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengeluarkan akar dan mempunyai 2 - 3 daun atau 2 - 3 buku. Untuk mengurangi penguapan, daun di kurangi sebagian atau buang seluruhnya. Sulur diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Letakkan setek ditempat yang teduh dengan penyinaran matahari lebih kurang 60%.
• Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan me-milih cabang yang cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian cabang tersebut diikat atau dibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap air. Pencangkokan tidak perlu mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbuh dan ber-kembang. Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang muncul sudah banyak.
• Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Selama ini umumnya sirih merah tumbuh tanpa pemupukan. Yang penting selama pertumbuhannya adalah pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60 - 75%

Kegunaan :
• Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Dari buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” dilaporkan bahwa senyawa alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.
• Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada. Karena banyaknya kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga air rebusan daun sirih merah bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkantanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.
• Selain bersifat antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakitdiabetes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akanmenurunkan kadar gula darah sampai pada tingkat yang normal. Kankermerupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuh-kan dengan menggunakan serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyembuhkan penyakit hepatitis.
• Sirih merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogyakarta, di mana pasiennya yang berobat sembuh dari diabetes karena mengkonsumsi teh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kulit.
• Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakitbatu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi

Kamis, 08 Desember 2011

reproduksi seksual pada jamur ( zigospora dan oospora )

A. PENDAHULUAN

Setiap organisme yang hidup pasti melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya agar tidak terjadi kepunahan. Bukan hanya pada hewan, tumbuhan ataupun manusia. Fungi juga melakukan reproduksinya, bahkan dengan waktu yang jauh lebih singkat untuk menghasilkan banyak sel anakan.
fungi merupakan salah satu dari organisme terpenting di dunia. Ini karena peranan fungi dalam ekosistem, yaitu pada proses pembusukan. Fungi adalah salah satu organisme eukariotik yang tidak mempunyai klorofil. Tubuh fungi hanya berupa hifa atau sebagai sel khamir. Fungi mempunyai dinding sel yag tersusun dari kitin, bersifat heterotrof. Heterotrof merupakan kelompok mahluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri sehingga harus didatangkan dari luar tubuhnya. Fungi memperoleh nutrisi dari lingkungannya yaitu dengan menyerap nutrient melalui dinding selnya dan mengekresikan enzim- enzim ekstraseluler ke lingkungan. Dalam reproduksinya fungi menghasilkan spora atau konidia, yaitu reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi ini dilakukan untuk melestarikan jenisnya agar mencegah dari kepunahan. Fungi yang telah dewasa akan membentuk struktur- struktur yang berkaitan untuk menyebarkan spesiesnya.







B. REPRODUKSI SEKSUAL PADA FUNGI

Reproduksi seksual yang terjadi pada fungi mempunyai pola yang sama dengan eukariot tingkat tinggi. Prosesnya diawali dengan terjadinya plasmogami (penyatuan sitoplasma) dari dua individu yang cocok dimana sitoplasma yang bersatu tersebut masing-masing membawa inti yang terkandung di dalamnya. Kariogami adalah penyatuan atau fusi nucleus dari kedua individu untuk membentuk nucleus yang diploid (2n). Kariogami dapat langsung terjadi setelah plasmogami tetapi dapat pula ditunda. Penundaan kariogami ini sering terjadi pada beberapa fungi tingkat tinggi, sehingga dalam perkembangannya pada miselium dapat dilihat sel-sel yang binukleat (berinti dua). Setelah terjadi kariogami, cepat atau lambat akan terjadi meiosis yang akan akan menghasilkan materi genetic, reduksi (dari 2n menjadi n) dan pembelahan menghasilkan empat sel haploid. Sel-sel reproduksi yang dihasilkan dengan cara ini disebut spora seksual (karena dihasilkan melalui proses penyatuan dua inti dari individu yang berbeda). Spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua inti tersebut, terbentuk labih jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit disbanding spora aseksual. Disamping itu spora semacam itu terbentuk hanya dalam keadaan tertentu saja. Hal ini menyebabkan banyak fungi yang sampai saat ini belum diketahui reproduksi atau spora seksualnya. Spora merupakan unit reproduktif mikroskopik, spora dibentuk didalam badan buah. Spora jamur mirip sebagai sesuatu yang analog dengan biji pada tumbuhan yaitu sebagai alat pertumbuhan, meskipun semua bagian jamur mampu tumbuh. Spora jamur dapat terbentuk karena proses perkawinan (seksual) maupun tidak (aseksual). Spora seksual diproduksi dengan terjadinya peleburan (fusi) dua sel.



PEMBENTUKAN ZIGOSPORA

Zigosora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur. Pembentukan zigospora paling banyak dipelajari pada genera mucor. Phicomyces, dan rhizopus. Pada umumnya gametangia yang melebur itu memiliki ukuran yang sama. Inti Gametangia itu bisa berinti satu ataupun berinti banyak. Apabila ada dua koloni yang dapat dipasangkan, misalnya dari mucor mucedo,yang menghasilkan miselium vegetative yang pasangan (mating type) namun tipenya berbeda, maka hifa dari kedua tipe ini dapat menghasilkan zigosfor (hifa khusus yang fertile). Melalui udara kedua zigosfor yang berbeda ini akan saling mendekat sampai bersentuhan. Dinding masing- masing zigosfor akan melebur di titik sentuhan dan zigosfor akan memendek. Pada titik atau tempat sentuhan zigosfor akan membengkak menjadi progametangium yang berinti banyak. Setiap progametangium akan berkembang menjadi gemetangium dengan membentuk suatu sekat atau dinding sel yang memisahkannya dari bagian zigosfor yang terdekat, yang kemudian dinamakan suspensor. Dinding yang memisahkan kedua gametangia kemudian mengalami lisis dan kedua gametangia melebur menjadi zigospora. Dinding zigospora akan menebal dan menjadi hitam atau coklat tua karena pembentukan pigmen melanin dan sporopolein. Ada dugaan, bahwa inti- inti dari mating type berpasangan terlebih dahulu, baru kemudian terjadi kariogami, sedangkan yang tidak berpasangan akan mengalami degenerasi. Proses fusi (peleburan) dapat terjadi langsung atau ditunda sebentar hingga selanjutnya terjadi proses miosis sehingga zigospore berkecambah. Zigospora seringnya berukuran besar, dengan dinding yang tebal. Strukturnya berlapis oleh cadangan makanan, yang digunakan untuk mencukupi nutrisi hingga diperoleh keadaan yang sesuai untuk pertumbuhan.
Penelitan dengan mucor mucedo mengungkapkan bahwa hanya satu dari keempat rekombinan yang berasal dari satu nucleus yang diploid yang hidup. Zigospora tidak langsung berkecambah ( germinasi ), tetapi baru sesudah kurang lebih 30-90 hari. Dari zigospora akan tumbuh sporangiofor yang pada ujungnya akan membentuk sporangium, yaitu suatu struktur pada reproduksi aseksual. Pada mucor mucedo dan mucor hiemalis semua sporangiospora yang terbentuk mewakili satu dari keempat nucleus dari meiosis adalah dari mating type yang sama. Banyak spesies lain dari mucorales adalah self sterile, berarti memiliki hifa (+) dan hifa (-) dalam koloni yang sama.





pembentukan oospora

Oospora merupakan salah satu bentuk dari reproduksi seksual dari jamur yang mana merupakan peleburan dari dua sel kelamin yang berbeda. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk dalam anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium bisa ada satu atau beberapa oosfer. Spora seksual dalam oosfer dihasilkan dari perkawinan oogonium (sel betina) dengan anteridium (gamet jantan) . spora ini diproduksi oleh Oomycota walaupun juga ditemukan pada Monoblepharidales ( Chytridiomycota ). Perkembangan oospora pada Oomycota dimulai pembentukan satu atau lebih oospora di dalam gametangium yang lebih besar (oogonium ).
Setelah peleburan yaitu penerimaan inti dari anteridium oleh calon oospora, calon oospora itu menjadi berdinding tebal, ini yang dinamakan oospora. Inti anteridium yang haploid akan melebur dengan inti oogonium yang haploid juga dan kemudian terjadi pembelahan secara miosis sehingga oospora yang dihasilkan dalam fertilisasi bersifat diploid. Dalam perkembangannya dinding oospora yang tebal akan berkembang menjadi cadangan makanan yang umumnya berupa lapisan lipid. Di dalam dinding peronospora sebelah luar oospora dilindungi oleh periplasma, setelah oospora keluar dari oogonium, oospora sering membutuhkan waktu sebelum akhirnya dapat menjadi oospora yang masak. Oospora yang belum masak mampu bertahan dalam keadaan tidak aktif pada waktu yang lama hingga menemukan keadaan yang cocok untuk pertumbuhannya.

Trichophyton rubrum

Trichophyton rubrum adalah jamur yang paling umum menjadi menyebabkan infeksi jamur kronis pada kulit dan kuku manusia. Oleh sebab itu, penyakit- penyakit akibat jamur ini seringkali menjangkiti masyarakat. Trichophyton rubrum menyerang jaringan kulit dan menyebabkan beberapa infeksi kulit antara lain :Tinea pedis (”athlete’s foot”) yang berlokasi diantara jari- jari kaki, infeksi ini banyak terdapat pada orang yang kerap memakai sepatu, (orang Jawa menyebutnya ”rangen”), Tinea cruris (”jock itch”) yang berlokasi di lipatan paha, Tinea barbae yang berlokasi di rambut janggut, dan Tinea unguium yang berlokasi di kuku tangan mapun kaki. Taksonomi dari Trichophyton rubrum adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Onygenales
Family : Arthrodermataceae
Genus : Trichophyton
Species : Trichophyton rubrum

Trichophyton rubrum adalah jamur yang paling umum menjadi menyebabkan infeksi jamur kronis pada kulit dan kuku manusia. Pada jamur ini, mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling banyak. Mikrokonidia berdinding halus, berbentuk tetesan air mata sepanjang sisi- sisi hifa, pada beberapa strain terdapat banyak mikrokonidia bentuk ini. Koloni sering menghasilkan warna merah pada sisi yang sebaliknya. Beberapa strain dari T. rubrum telah dibedakan yaitu : T. rubrum berbulu halus dan T. rubrum tipe granuler. T. rubrum berbulu halus mempunyai karakteristik yaitu produksi mikrokonidia yang jumlahnya sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak mempunyai makrokonidia. Sedangkan karakteristik T. rubrum tipe granuler yaitu produksi mikrokonidia dan makrokonidia yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia berbentuk clavate dan pyriform, makrokonidia berdinding tipis, dan berbentuk seperti cerutu. T. rubrum berbulu halus adalah strain jamur yang paling banyak menginfeksi manusia. Strain ini dapat menyebabkan infeksi kronis pada kulit. Sedangkan T. rubrum tipe granuler menyebabkan penyakit Tinea corporis



Pertumbuhan koloninya dari lambat hingga bisa menjadi cepat. Teksturnya yang lunak, dari depan warnanya putih kekuning-kuningan (agak terang) atau bisa juga merah violet. Kalau dilihat dari belakang tampak pucat, kekuning-kuningan, coklat, atau cokelat kemerahan. Meskipun trichophyton rubrum merupakan jamur yang paling umum terdeteksi menjadi dermatophytes (jamur parasit – mycosis – yang menginfeksi kulit) dan menyebabkan infeksi jamur kuku tangan, ada juga jenis jamur yang lain yang menjadi sebab infeksi serupa, contohnya Tricophytum (T) mentagrophytes, T. verrucosum, dan T. Tonsurans. Penularan Dermatophytes ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit/kuku manusia atau hewan yang terinfeksi. Inilah yang menyebabkan jamur ini tergolong sebagai IMS karena bisa ditularkan melalui ‘sentuhan, usapan, dan rabaan’ dari kulit yang mungkin terinfeksi. Bisa juga akibat kontak kulit atau rambut kita dengan benda yang dihinggapi jamur ini seperti pakaian, sisir, sikat rambut, kursi bioskop, topi, furniture, seprai, selimut, handuk, dan lain sebagainya. Tergantung pada jenis organisme jamur yang ada di sekitar kita. Kerentanan terkena infeksi terjadi apabila ada cedera pada kulit seperti luka tergores, luka bakar, maupun suhu dan kelembaban yang berlebihan. Infeksi yang ditimbulkan meliputi: - Ringworm (infeksi fungal pada kulit manusia dan hewan (sapi dan domba)) dikenal juga dengan istilah dermatophytosis. - Athlete’s foot (infeksi fungal pada kulit manusia yang menyebabkan sisik, flake, dan gatal pada daerah yang terinfeksi) dikenal juga dengan istilah Tinea pedis - Jock itch dikenal sebagai Tinea cruris (infeksi fungal pada daerah kunci (lipatan) paha), yang lebih sering terlihat pada laki-laki. - Fungal Folliculitis (peradangan kulit pada daerah berambut) pada daerah berambut di atas kepala dikenal juga dengan nama Tinea capitis - Fungal Folliculitis pada daerah janggut dikenal sebagai Tinea barbae - Fungal Folliculitis pada kaki dan betis dikenal sebagai Majocchi granuloma, ini sering terjadi pada wanita yang mencukur kaki mereka. - Onychomycosis(infeksi fungal pada kuku) yang menyebabkan kuku tumbuh tidak normal



Identifikasi jamur idetifikasi terhadap infeksi jenis T. rubrum sulit karena banyak anggota genus yang bereaksi mirip pada saat dikenai tes reagen. The Mycology Unit at the Adelaide Women’s and Children’s Hospital menggunakan sebuah skema identifikasi dermatophyte, dibuat oleh Gerraldine Kaminski. Skema ini menggunakan 6 macam media untuk membantu mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis spesies dan strain Trichophyton. Media dalam skema ini adalah Littman Oxgall agar, Lactritmel agar, Sabouraud agar dengan 5% NaCl, 1% Peptone agar, Trichophyton agar No 1, dan hidrolisis urea. Faktor- faktor pencetus infeksi jamur antara lain : lembab dan panas dari lingkungan, friksi atau truma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk, keseimbangan flora normal tubuh terganggu karena pemakaian antibiotic atau hormonal dalam jangka panjang, penyakit tertentu misalnya HIV/ AIDS dan diabetes, kehamilan dan menstruasi (kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur).

Pencegahan
agar terhindar dari infeksi jamur adalah selalu memperhatikan kebersihan diri dan menjaga kekebalan tubuh. Sedangkan pengobatan terdiri dari pembuangan tuntas struktur epitel yang terinfeksi dan mati serta pemberian zat kimia antijamur secara topikal. Antijamur yang digunakan disesuaikan dengan jenis jamur yang menginfeksinya dan lamanya pengobatan tergantung pada tingkat infeksi yang terjadi. Pada serangan yang luas, pemberian griseofulvin secara oral selama 1-4 minggu sangat bermanfaat. Infeksi kulit memerlukan pengobatan griseofulvin berbulan- bulan dan kadang- kadang dilakukan pembedahan pembuangan kuku
Pengobatan
Untuk pembaca umum, jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten, untuk dokter/medis yang ingin mempelajari bisa dicek di alamat Wikipedia (paling bawah) yang sudah diberi link ke alamat bersangkutan (tampaknya masih diperlukan tambahan literatur).

ustilago maydis

Nama Patogen : Ustilago maydis
Golongan : Cendawan Tingkat Tinggi

Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Ustomycetes
Order : Ustilaginales
Family : Ustilaginaceae
Genus : Ustilago
Species : Ustilago maydis

Ustilago maydis adalah cendawan penyebab penyakit gosong bengkak pada jagung (corn smut). Cendawan ini merupakan dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya dapat terjadi dua bentuk, yaitu membentuk sel khamir dan membentuk miselium. U. maydis tumbuh dalam bentuk sel khamir haploid selama fase saprofit namun berubah menjadi miselium bersel diploid pada fase menginvasi atau menginfeksi inang. Siklus hidup U. maydis biasanya dimulai dengan pertumbuhan tabung konjugasi kemudian terjadi fusi antara sporidia yang sesuai. Selanjutnya, miselium dikariotik atan menginvasi tanaman yang dilanjutkan dengan pembentukkan teliospora.Saat teliospora telah matang maka dapat terjadi germinasi dan pembentukkan promiselium. Kemudian, terjadi pembelahan meiotik yang menghasilkan sporidia dan diperbanyak dengan proses pembelahan (budding).U. maydis umumnya menyerang tongkol jagung dengan masuk ke dalam biji dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya kelenjar.[2] Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar pecah hingga spora U. maydis dapat menyebar


Siklus Hidup : Jamur dapat bertahan sebagai safrofit dan dalam bentuk teleospora pada sisa-sisa tanaman sakit, pada pupuk organik atau dalam tanah. Spora tersebut mempunyai ketahanan yang sangat tinggi sehingga dapat bertahan bertahun-tahun. Pada keadaan yang cocok teliospora berkecamba, membentuk sporodium yang dipencarkan oleh angin atau air. Jamur dapat mengandalkan infeksi dengan lanhsung melalui epidermis atau melalui mulut kulit, pada semua jaringan moristem yang terdapat pada bagian-bagian tanaman diatas tanah. Oleh karena itu gejala terjadi terutama pada tongkol, karena disini terdapat banyak jaringan meristematik, yaitu bakal-bakal biji berlangsung melalui tangkai putik, teliospora dapat terbawa oleh biji, namun bukan merupakan sumber infeksi primer yang penting. Tanaman inang : Jagung, sorgum, dan rumput-rumputan.
Gejala serangan :
Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi mambengkak, membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi setelah jamur yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar berwarna hitam, dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar itu tampak dari luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur keluar. Mesnkipun agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga pada batang, daun dan bunga jantan. Sumber : Sinaga, Suradji Meity Ir. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta. Tjahjadi, Ir Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Yogyakarta

Selasa, 06 Desember 2011

perkembangan embrio

Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari proses terjadinya, tumbuh dan kembangya bayi sejak terjadinya pembuahan sampai kelahiran.

Pada Zaman Islam ini ilmu Embriologi mengalami kebangkitan kembali. Ahli-ahli kedokteran dan physiologi Islam seperti Ibnu Sina, Ar-Razzi, dll mengembangkan konsep-konsep yang berkembang berasal dari Al-Qur’an.

Menurut Islam embrio berasal dari penyatuan antara sel kelamin laki-laki yang terdapat dalam cairan yang dikeluarkan dari alat kelamin laki-laki (semen/mani) dengan sel kelamin wanita (telur/ovum/ Nutfah/Sulalah min ma’a) yang terdapat cairan wanita (folikel /mani) yang dikeluarkan oleh alat kelamin wanita dan bukan dari darah menstruasi. Lalu embrio ini disimpan di dalam suatu tempat yang kokoh yaitu rahim. Embrio lalu mengalami proses perkembangan menjadi segumpal darah lalu segumpal daging dan kemudian mendapat tambahan tulang belulang yang disertai dengan perkembangan organ-organ tubuh lainnya dan kemudian menjadi bentuk manusia yang sempurna.

Allah SWT berfirman: surat al-‘alaq (QS;1-19)


Ilmu pertumbuhan embrio sejak pembuhan sampai kelahiran disebut juga ilmu mudigah. Cakupan ilmu ini meluas kepada masalah persiapan untuk terjadinya pembuahan serta masalah pembiakan pada umumnya. Bagi hewan yang memiliki tingkat berudu ilmu ini juga mencakup sampai saat berudu itu bermetamorphosis.

Sesungguhnya embriologi berlaku bagi segenap makhluk. Pada botani dikenal juga ilmu ini. Namun dalam bab besar kita ini hanya dipelajari embriologi hewan, dan ditekankan pada vertebrata.1


Rumusan masalah

Pengertian morula, blastula,gastrula.

Organogenesis awal-neurulasi

Table perbandingan morula, blastula,gastrula dan neurolasi


Pembahasan

Pengertian morula, blastula,gastrula.

Morula

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat, morulasi yaitu proses terbentuknya morula

Pembelahan atau cleavageatau juga disebut segmentasi, terjadi setelah pembuahan. zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluhsel kecil, yang disebut blastomere. Pembelahan bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula pada bagian kecil zigot .pada umumnya pembelahan secara mitosis. Meski sewaktu-waktu dapat juga disertai oleh adanya pembelahan intin yang terus menerus tanpa diikuti sitoplasma.


Bidang pembelahan

Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus menerus menjadi banyak sel disebut bidang pembelahan. Proses pembelahan lihat pada gambar : 2


http://3.bp.blogspot.com/11.jpg

Ada 4 macam pembelahan:

Merdian

Vertical

Ekuator

Latitudinal

Sifat pembelahan

Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) sukar dilewati pembelahan. Karena itu pembelahan hanya berlangsung didaerah germinal disc pada telur megalecithal.

Bidang ekuator serat gelendong tiap pembelahan selalu terletak dipertengahan dan tegak lurus pada poros (memanjang) sel induk.

Habis pembelahan kedua sel anak yang terjadi sama besar.

Macam- macam pembelahan

Ada tiga macam pembelahan yaitu:

Holoblastik yaitu pembelahan mengenai seluruh daerah zigot

Meroblastik yaitu pembelahan hanya pada sebagian zigot yakni di daerah germinal disc.

Perantara holo dan meroblastik yaitu pembelahan yang tak seluruhnya mencapai ujung daerah kutub vegetal.

Contoh morula

Morula pada ayam

Pembelahan pertama lewat meridian. Terjadi ketika telur mencapai bagian distal tuba 5 jam setelah pembelahan kedua lewat bidang meridian, tegak lurus pada bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga lewat bidang-bidang vertical, melintang bidang meridian pertama.

Pembelahan keempat lewat bidang-bidang vertical, melintang bidang pembelahan meridian pembelahan ke dua. Terbentuklah tumpukan sel didaerah germinal disc yang terdiri dari sekittar 8 sel di tengah dan 12 sel dipinggir, sel-sel tengah masih berhubungan dengan yolk di bawah, sedang sel-sel pinggir bagian besar sudah lepas dari yolk kecuali daerah tepi sekali. Pada saat ini telur mencapai uterus, dan sudah di lapis oleh albumen dan shell.

Blastomero ayam disebut juga menempuh tingkat morula, yakni ketika daerah genial disc yang mengalami pembelahan itu membentuk celah dengan yolk dibawahnya

Selanjutnya pembelahan tak teratur dan sukar diikuti. Ada yang lewat bidang meridian, adapula yang lewat bidang vertical.

Morula pada mamalia

Pembelaha lewat bidang latitudinal atau horizontal bagi sel-sel tengah

Dapat dijejaki terbentuknya tingkat 16 sel. Disusul tingkat 32 sel, 60 sel dan 100 sel.

Pada bsaat embryo mmengandung bagfian-bagian

Sel-sel tengah

Celah horizontal

Sel-sel pinggir

Syncytium

Sel-sel tengah akan terus mengalami pembelahan secara mitosis, sampai berjumlah 64 sel terjadi dan terdiri dari 3 lapis.

Celah horizontal disebut juga rongga pembelahan,. Memisahkan sel-sel tengah dari sel-sel germinal disc lain yang tak mengalami pembelahan.

Sel-sel pinggir teletak di pinggir germinal disc. Sel-sel tak seluruhnya terpotong dari yolk di bawah.

Syncyium, menghubungkan daerah sel-sel pinggir dengan yolk dibawah.

Daerah yang mengandung banyak inti ini disebut jaringan periblast. Periblast terdiri dari dua daerah yaitu periblast tengah persi dibawah celah horizontal, dan periblast pinggir didaerah pinggir germinal disc. Jaringan peri bllast berguna untuk menyalurkan bahan makanan dari yolk ke embyo.3

Blastula

Embriyo yang memiliki rongga itu disebut blastula, rongganya disebut blastocoels. Proses pembentukan blastula disebut blastulasi. Blastula merupakan bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.4

Macam- macam blastula

Melihat pada bentuk dan susunan blastomerenya blastula dibagi atas 3 macam:

Coeloblastula (bentuk bola)

Discoblastula (bentuk cakram)

Stereoblastula (bentuk bola tapi masif)

Daerah bakal pembentuk alat

Daerah bakal pembentuk alat dikenal 5 daerah yaitu:

Balak ectoderm epidermis

Bekal ectoderm saraf

Bakal notochord (terkadang denggan pre-chorda)

Bakal mesoderm

Bakal endoderm (entoderm)

Contoh blastula

Blastula pada amphioxus

Bakal ectoderm dibina oleh sebagian besra oleh apiblast (micromere). Ectioderm sarf berupa sabit dorsal, terletak kebawah dari daerah bakal ectoderm epidermis. Bakal notochord juga berupa sabit di dorsal, terletak di daerah eccctoderm saraf. Bakal mesoderm berupa ssabit dorsal. Bakal endoderm dibina atas lapisan hypoblast (macromere), mengisi daerah terbawah blastula.

Blastula pada Katak

Epiblast akan mengikuti daerah-daerah bakal ectoderm epidermis dan saraf, mesoderm dan notochord. Sedangkan hypoblast akan menjadi daerah bakal endoderm.

Bakal ectoderm epidermis mengisi sebagian besar daerah epiblast berbentuk sabit yang luaus. Bakal ectoderm saraf dan notocrod berbentuk sabit juga , kleduanya berdempet; bakal ectoderm saraf terletak sebelah atas, bakal mesoderm terletak di samping sabit notochord yang nanti akan mmenetukan daerah kiri-kanan embryo. Bakal endoderm mengisi seluruh hypoblast di paling bawah blastula.

Blastula pada Ayam

Epiblast akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm, dan notochord. Bakal endoderm bersal dari hypoblast, yang sel-selnya tumbuh dan menyebar kebawah, ke daerah blastocoels.

Bakal ectoerm apidermis mengisi daerah yang bakal jadi anteriaor embryo lapisan epiblast. Bakal ectoderm saraf berupa sabit terletak diposterior ectoderm epidermis. Bakkal notochord dan prechorda di posterior ectoderm saraf. Sedangkan bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Prechorda, berupa lempeng , terletak persis di bakal jadi poros embryo.

Blastula pada Babi

Di daerah animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga terjadi penebalan. Di tempat penebalan itu terjadi perpindahan sederetan sel keblastocoel, menjadi lapisan hypoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga anchenteron. Epiblast akan menumbuhkan bakal ectoderm, notochord dan mesoderm. Hypoblast menunbuhkan bakal endoderm.seperti halnya ayam.5

Gambar blastula:6


http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1


Gastrula

Pertumbuhan mengiringi tingkat blastula ialah gastrulasi atau penggastrulaan. Pada tingkat ini terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pemben\tuk alat pada blastula, diatur dengan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh species bersangkutan. Istilah gastrula berasal dari kata gastru atau gaster (lambung), karena pada tingklat ini terbentuk rongga balkal jadi saluran pencernaan kelak. Rongga gastrula itu disebut gastrocoel atau archenteron.7 Gastrula merupakan bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.

Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.8

Lapis benih

Pada blastula terbentuk dua lapis benih : epiblast (sebagian besar akan jadi ectoderm) dan hypoblast (bakal jadi endoderm). Pada gastrula dua lapis benih itu menjadi tiga lapis : ectoderm(lapis benih luar), endoderm (sebelah dalam), dan mesoderm (di tengah). Lihat pada gambar : 9

http://bio1151.nicerweb.com/Locked/media/ch47/47_14FrogOrganogenesis_CL.jpg&imgrefurl.

Gerakan gastrulasi

Dalam proses gastrulasi atau penggastrulaan di samping terus menerus terjadi pembelahan dan peerbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu ddari species bersangkutan.

Ada 2 kelompok gerakan:

Epiboli

Gerakan melingkup, terjadi di sebelah luar embryo. Berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan yang besar berlangsung menurut poros bakal anterior- posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embryo10. Lihat pada gambar : 11









http://ge-sued.nw.lo-net2.de/gkbio12/.ws_gen/7/Gastrula.gif

Emboli

Gerakan menyusup, terjadi di sebelah dalam embryo. Berlangsung pada daerah- daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm. Daerah-daerah itu bergerak ke arah blastocoels.


Dibagi atas tujuh macam:

Invaluasi



Evaginasi


Konvergensi



Delaminasi


Invaginasi



Divergensi




Exstensi

Involusigerakan membelok ke dalam. Konvergensi, gerakan menyempit. Invaginasi, gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan. Evaginasi, gerakan menjulur suatu lapisan. Delaminasi, gerakan memisahkan didi sekelompok sel dari kelompok utama atau lapisan asal. Divergensi.gerakan memencar, sebaliknya dari konvergensi. Extensi, gerakan meluas. Ini menyertai gerakan epiboli di sebelah luar, sedangkan extensi gerakan di sebelah dalam embryo.

Sesuai dengan adanya dua macam blastula, maka grastulapun dapat dibedakan aras dua macam, yakni:

Grastula bundar

Grastula gepeng.

Gastrula pada Amphioxus

Epiboli berlangsung pada seluruh bakal ectoderm, sepanjang anterior-posterior tubuh. Mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio.

Terjadi invaginasi hypoblast dibagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal, kearah blastocoels. Sampai bertemu dengan epiblas. Sel-sel bertambah banyak sehingga hypoblast memenjang menurut poros embrio. Daerah invaginasi hipoblast itu disebut blastopore. Batas lobang itu disebut bibir. Bibi blastopor dibedakan atas:

Bibir dorsal

Bibir ventral

Bibir lateral

Involusi terjadi pada bakal notochord dari sabit dorsal, sesuai dengan gerakan hipoblas kearah anterior. Sehingga notochord akan terletak di dorso-median dan persis dibawak ectoderm.

Ekstensi berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat. Sehingga keseluruhan embio memanjang dan membesar. Kunver gensi berlangsung pada daerah bakal mesoderm kearah dorso- median blastopore, didaerah bibir lateral. Akhirnya mesoderm menempati kedua sisi bakal notochord yang terletak di bibir dorsal.

Gastrula Pada Katak

Epiboli berlangsung pada ectoderm serentak dengan terjadinya berbagai proses emboli, sehingga ectoderm selalu menyelimuti seluruh embriyo.

Invaginasi hypoblast di celah yang terbentuk pada awal proses. Celah itu terletak didorsal yang disebut bibir dorsal blastopore. Bibir ventral terletak disebelah perlawanan . blastopore sendiri berbentuk bundar ditutup sebagian besar oleh yolk plung (sumbat yolk).

Bakal pre-chorda menyertai invaginasi didaerah dorso median bibir dorsal, bergerak kearah bakal enterior embriyo. Diikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior kearah bibir dorsal, lalu berinvolusi di daerah dorso median mengikutkan prechorda. Se-sel notochord yang terletak dibibir lateral bergerak pula secara.convergesi menuju bibir dorsal. Notocrod akan terletak didorsal-median persis dibawah bakal ectoderm saraf.

Bakal mesoderm yang terletak dikedua sisi bakal notochord berkonvergensi ke bibir dorsal. Lalu berenovolusi kecelah antara ectoderm dan endoderm di kedua sisi embriyo., dan juga kedaerah ventral.

Sementara proses emboli damn epiboli berlangsung terjadi perpusingan gastrula sekitar 40o di daerah yolk plug menurut arah berlawanan dengan jaru jam, sehingga gumpalan yoik yang banyak, yang terjadi berada di posterior embriyo, menjadi daerah ventral dan bakal perut.

Gastrula pada Ayam

Mula mula terjadi penebalan di daerah bakal median embryo di caudal. Penebala itu disebut prunitive sreak (lempeng sederhana). Terbentuk setelah telur 8 jam eram. Prunitive setreak memiliki bagian-bagian berikut:

Primitive groove, berupa bendar

Primitive fold, berupa lekukan (disebut juga primitive ridge)

Primitive pit, lobang dibagian anterior

Primitive knot atau hewnsen’s node, di anterior primitive pit, berupa ujung yang menonjol primitive setreak di anterior.

Bakal mesoderm yang terletak dispora posterior epiblast daerah area ellucida berpindah keposterior, berrkonvergensi darin kedua sisi kegaris median. Dari primitive streak sel-sel epiblast bakal mesoderm itu berinovolus, bergerak ke antara epiblast dan hypoblast, ini menyebar kelateral dan anterior, kedua sisi gari median berdiverrgensi membentuk lapisan mesoderm yang luas. Sementara sel-sel ectoderm saraf bercovergensi kemudian lalu berepiboli sejak hensen’s node ke anterior sepanjang garis median membentuk keeping neural (neural plate).

Primitive streak yang lengkap terbentuk ketika embryo berumur 18 jam eram. Area pellucid dari bentuk bundarakhirnya jadi lonjong.

Proses epiboli berlangsung pula ectodermepidermis, yang berada di luar keping neural, sehingga melingkup ke daerah yolk.

Gastrulasi selesai sekitar 22 jam eram. Pada saat ituseluruh daerah bakal pembentuk alat sudah tersusun di daerah masing- masing. Primitive streak, sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk alat ( ketiga lapis benih), mengalami penyusutan secara berangsur, dan bergerak ke caudal embryo. Sisanya membentuk bagian cauda (ekor) embryo.

Gastrula Pada Babi

Seperti halnya pada ayam mula – mula terbentuk primitive streak. Primitive strea berasal dari konvergensi epiblast. Hensen’s node terbentuk dari penebalan epiblast, karena sel sel di situ memperbanyak diri lebih cepat.

Primitive streak kemudian memanjang, terus menumbuhkan sel- sel baru.

Dari anterior Hansen’s node sel- sel ectoderm saraf berkonvergensi ke garis median, lalu berepiboli ke anterior membentuk keeping neural. Di posterior Hensen’s node terjadi invaginasi, terbentuk primitive pit.

Dari primitive pit sel- sel bakal prechorda dan notochord berinvolusi dan berdelaminasi, lalu berekstensi ke anterior sepanjang garis median, persis di bawah keeping saraf. Pre- chorda yang semula di posterior akhirnya terletak di anterior notochord.

Daerah cuput( kepala) embryo berbahankan prechorda. Pertumbuhanynya diatur oleh head organizer, bagian depan notochord. Sedamg bagian belakang notochord disebut trunk organizer, mengatur pertumbuhan daerah truncus( badan).

Seperti halnya pada ayam, hypoblast dengan sendirinya jadi endoderm. Di sini hypoblast itu bertemu dengan bagian posterior Hensen’s node.

Sel- sel bakal mesoderm pun berdelaminasi ke anterior, antara hypoblast dan epiblast, sepanjang kedua sisi notochord, membentuk semacam sayap. Ada sel- sel mesoderm yang berpindah ke posterior dan lateral.

Dengan demikian terbentuk dua daerah mesoderm, yatu:

Mesoderm embryonal

Mesoderm extra- embryonal

Yang pertama menumbuhkan mesoderm embryo, sedang yang kedua menumbuhkan jaringan extra- embryonal,yang nanti akan tumbuh menjadi selaput pelindung embryo.

Pada orang mesoderm jaringan extra-embryonal tumbuh dari tropoblast, merupakan lapisan kedua tropoblast itu. Jadi bukan dari primitive streak seperti pada babi.

Primitive streak dapat disamakan dengan blastopore yang tertutup. Pada grastula bundar ( Amphioxus, Rana ) ada blastopore terbuka, dan bibirnya menumbuhkan daerah- daerah bakal pertumbuhan alat. Hensen’s node dapat disamakan dengan bibir dorsal blastopore, yang menumbuhkan pre- chorda dan notochord. Badan primitive streak yabg berada di belakang Hensen’s node itu dapat disamakan dengan bibir ventral dan lateral blastopore, yang menumbuhkan endoderm dan mesoderm.12

Organogenesis awal- neurulasi

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :

Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.

Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo

Organogenesis meliputi tiga jenis perubahan morfogenetik, berupa : pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) dari sel-sel embrio yang berkembang.

Organ yang pertama kali terbentuk pada kordata adalah tabung neuron (bumbung neuron / neural tube), dan notokord (notochord / batang skeletal) yang merupakan ciri khas dari embrio kordata.

Neurulasi : proses pembentukan tabung neuron (neural tube) dan notokord pada embrio

Pembentukan nerve chord dimulai dengan sebuah lekukan yang dangkal di bagian dorsal ektoderm yang disebut neural groove yang membunjur sepanjang bidang dorsalis dari arah anterior ke posterior dan meluas pada ujung akhir dari anterior.

Bagian lateral dari neural groove tersebut lebih menonjol dan disebut neural fold. Perkembangan neural groove makin tenggelam dari permukaan embrio dan neural fold saling mendekat sepanjang garis tengah dorsal. Proses ini merupakan invaginasi dari pembentukan neural tube yang kelak akan menjadi otak dan spinal chord.

Neural groove dalam pertumbuhannya terus menurun ke bawah, sedangkan ektoderm pada ujung-ujung neural fold merapat satu dengan yang lainnya dan segera menutup neural groove dan terbentuklah neural tube. Pada tingkat awal, rongga dalam dari neural tube masih berhubungan dengan rongga enteron melalui neurenteric canal yang kelak akan lenyap karena enteron membentuk lubang baru yang menghubungkannya dengan dunia luar, yaitu lubang anus.

Setelah berlangsungnya neurulasi, embriyo memulai reorganisasi membentuk embriyo yang lebih sempurna, melalui tahapan berikut:

Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embriyo.

tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis).

Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis).

Dalam organogenesis, dua lapisan germinal dapat bekerjasama membentuk satu organ, misalnya :

Alimentary canal dibentuk dari endoderm (lining/pelapis dalam, lapisan sekretori) dan mesoderm (membentuk otot polos dan lapisan bagian luar).

Pada saluran pernafasan, otot polos (berasal dari mesoderm), mendapat tambahan pada bagian permukaan yang berkembang dari endoderm.

Integumen, tersusun atas epidermis (berasal dari ektoderm) dan dermis (berasal dari mesoderm.

Jadi, mesoderm merupakan lapisan yang sangat penting dalam proses organogenesis, karena dapat “berpadu-paduan” (cooperative asociation) dengan ektoderm dan endoderm.

Table perbandingan morula, blastula,gastrula dan neurolasi


Fase


Blastula


Gastrula


Neurulasi

Amphioxus


Bentuknya bundar


Terjadi invaginasi pada daerah vegetatif embrio


Neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis melipat, hanya ada satu neuropore yaitu anterior

Aves


Bentuknya cakram/gepeng


Terjadi penebalan di daerah bakal median embrio caudal (primitive streak)


Arkenteron dibentuk ketika lipatan lateral menekan dan memisahkan embrio menjauhi kuning telur


Amphibia


Bentuknya bundar


Terbentuknya suatu celah di bawah bidang equator pada daerah kelabu


Notocord terbentuk dari mesoderm dorsal di atas arkenteron

Mamalia


Bentuknya cakram/gepeng


Terbentuknya rongga amnion


Notochord tak mengalami pembumbungan.


Kesimpulan


Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.

Blastula merupakan bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan

Gastrula merupakan bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula

Neurulasi merupakan proses pembentukan tabung neuron (neural tube) dan notokord pada embrio.

Terdapat perbedaan bentuk antara morula, blastula, gastrula, dan neurolasi.


Penutup

Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Tak lupa saran serta kritik kontruktif yang sangat Penulis harapkan demi kebaikan bersama. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan adalah milik hambanya, dan Hanya kepada Allah SWT kita beribadah dan tempat kita bergantung segalanya.

DAFTAR PUSTAKA


Yatim, Wildan. Embryologi. Tarsito; Bandung. 1994

http://3.bp.blogspot.com/11.jpg

http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1

http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=23&language=40&illustrated=1

http://bio1151.nicerweb.com/Locked/media/ch47/47_14FrogOrganogenesis_CL.jpg&imgrefurl.

http://ge-sued.nw.lo-net2.de/gkbio12/.ws_gen/7/Gastrula.gif


1 Wildan yatim. Embryologi. Tarsito; Bandung. 1994. Hlm 7

2 http://3.bp.blogspot.com/11.jpg

3 Wildan yatim. Ibid. 57-65

4 http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1

5 Wildan yatim.opcit.67-74

6 http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1

7 Wildan yatim. Opcit.

8 http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=23&language=40&illustrated=1

9http://bio1151.nicerweb.com/Locked/media/ch47/47_14FrogOrganogenesis_CL.jpg&imgrefurl.

10 Wildan yatim. Opcit

11 http://ge-sued.nw.lo-net2.de/gkbio12/.ws_gen/7/Gastrula.gif

Senin, 05 Desember 2011

teori kepemimpinan

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

a. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
- task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
- leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
- Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:

-> legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
-> reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
-> coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
-> expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
-> referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
-> information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'

Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.